Dusun Lekke memiliki beberapa nama kampung yaitu Wangi-wangi, Lebba'E/Baban Rilau, Pakka Laleng yang sekarang sudah menyatu dengan nama Birue, Riattang KaleppE, LabocE dan Angkangin. Walaupun ada beberapa nama kampung, akan tetapi hanya terdapat 4 rukun tetangga (RT).
RT 1 terletak di Wangi-Wangi, RT 2 terletak di Lebba'E dan BiruE, RT 3 terletak di Laboce dan Angkangi dan RT 4 terlatak di Riatang Kaleppe.
Jumlah populasi di Dusun Lekke merupakan urutan ke ketiga dari segu jumlah dari empat dusun. Urutan pertama terdapat di dusun Panasae dan ke dua di dusun Decce.
Jumlah populasi masyarakat yang ada di dusun Lekke sebagaimana di tulis oleh Ridas Zabbarae di blognya sebanyak 697 pada tahun 2016. Namun dari waktu ke waktu, populasi bisa berubah-ubah jumlahnya.
Bahasa
Bahasa yang di gunakan masyarakat dusun Lekke adalah bahasa Bugis. Namun dalam bahasa tersebut terdapat perbedaan ligat di masing-masing nama kampung.
Wangi-Wangi, Lebba'E dan Birue
Bahasa yang digunakan dari ketiga kampung tersebut cenderung dengan memperhatikan enaknya didengar dari kata yang diucapakan. Kata yang dianggap enak misalnya Laho di ganti lawo, liha diganti liwa dll. Namun masyarakat tetap memperhatikan keaslian bahasa bugis yang digunakan.
Laboce dan Angkangi
Laboce dan Angkangi tidak memperhatikan pengaruh bahasa dari luar. Namun tetap memperhatikan logat asli bahasa mereka dengan tetap menggunakannya dimanapun mereka berada kecuali yang suka jalan-jalan ke kota.
Riattang Kaleppe
Riattang Kaleppe mempunyai logak yang unik. Penulis mengatakan unik karena logak bahasa disana kedengaran serius dan berisi kalau diucapakan. Bukan saja orang tua yang biasa berbicara dengan bobot yang tinggi tapi anak kecil pun demikian. Kalau kita jalan-jalan kesana dan ketemu anak-anak misalnya berumur sekitar 8 tahun, maka kita akan mendengar bahwa anak tersebut bisa berbicara seperti halnya orang tua. Makanya tidak heran kalau pemuda dari sana banyak yang bisa beli motor ninja tanpa bantuan orang tuanya karena dari ucapan yang berbobot disertai dengan usaha. Heheeeeee just kidding.
Apakah Perbedaan Logat Bahasa Merupakan Masalah?
Sebagian dari masyarakat mengatakan bahwa bahasa yang digunakan masyarakat dusun Lekke terkesan tidak baik. Namun kita harus mengetahui bahwa setiap daerah memiliki gaya bahasa yang berbeda. Perbedaan bahasa diakui oleh masyarakat Indonesia.
Perbedaan bahasa sering menimbulkan penghiinaan bagi orang yang tidak bijak. Selain karena tidak bijak, juga mengededepankan egonya demi kepuasan dirinya seakan-akan bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang paling perfect.
Menurut penulis, perbedaan bahasa adalah suatu hal yang unik. Karena itu, bahasa yang digunakan oleh masyarakat dusun Lekke tidak perlu ada perubahan dan tetap menjaga keasliannya. Selama tidak menduplikasi dan copy faste bahasa orang, itu tidak menjadi persoalan.
Hal yang perlu diperhatikan, masyarakat sebaiknya banyak belajar. Dengan banyaknya belajar, kita bisa menyesuaikan diri dengan penggunaan bahasa dengan lawan bicara.
You understand, I understand. Kan tidak susah, yang penting mengerti maksudnya.
Tidak perlu merasa derajat setinggi langit.
Don't forget!
Be your self aja!
Jalan
Jalan di Dusun Lekke sudah mempunya jalur ke kecamatan Tellu Limpoe dan Ke Abbarange, namun untuk ke Abbarange cukup jauh jarak tempuhnya karena harus naik gunung terlebih dahulu. Disamping itu, ada juga jalan tani yang dibuat masyarakat untuk memudahkan perjalanan ke kebun. Namun tidak hanya ke kebun, tapi juga bisa menghubungkan dengan dusun Lekke dengan Lakkoe dan Galung. Selain itu, dusun Lekke juga mempunyai jalan menuju ke Bulu Tanah dengan melewati area pohon pinus.
Apakah Perbedaan Logat Bahasa Merupakan Masalah?
Sebagian dari masyarakat mengatakan bahwa bahasa yang digunakan masyarakat dusun Lekke terkesan tidak baik. Namun kita harus mengetahui bahwa setiap daerah memiliki gaya bahasa yang berbeda. Perbedaan bahasa diakui oleh masyarakat Indonesia.
Perbedaan bahasa sering menimbulkan penghiinaan bagi orang yang tidak bijak. Selain karena tidak bijak, juga mengededepankan egonya demi kepuasan dirinya seakan-akan bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang paling perfect.
Menurut penulis, perbedaan bahasa adalah suatu hal yang unik. Karena itu, bahasa yang digunakan oleh masyarakat dusun Lekke tidak perlu ada perubahan dan tetap menjaga keasliannya. Selama tidak menduplikasi dan copy faste bahasa orang, itu tidak menjadi persoalan.
Hal yang perlu diperhatikan, masyarakat sebaiknya banyak belajar. Dengan banyaknya belajar, kita bisa menyesuaikan diri dengan penggunaan bahasa dengan lawan bicara.
You understand, I understand. Kan tidak susah, yang penting mengerti maksudnya.
Tidak perlu merasa derajat setinggi langit.
Don't forget!
Be your self aja!
Jalan
Jalan di Dusun Lekke sudah mempunya jalur ke kecamatan Tellu Limpoe dan Ke Abbarange, namun untuk ke Abbarange cukup jauh jarak tempuhnya karena harus naik gunung terlebih dahulu. Disamping itu, ada juga jalan tani yang dibuat masyarakat untuk memudahkan perjalanan ke kebun. Namun tidak hanya ke kebun, tapi juga bisa menghubungkan dengan dusun Lekke dengan Lakkoe dan Galung. Selain itu, dusun Lekke juga mempunyai jalan menuju ke Bulu Tanah dengan melewati area pohon pinus.
0 komentar:
Posting Komentar
Isi blog ini masi belum lengkap. Pengembangan blog ini akan selalu diperbaharui sesuai pengetahuan penulis dan masukan dari pembaca terutama masyarakat Desa Tonronge.